Kopi Robusta Palembang | Kopi Daong

Kopi Robusta Palembang | Kopi Daong
Kopi Pilihan Terbaik 100% Asli Tanpa Campuran Dengan  Rasa  khas, Dijamin Enak Karena Tingkat kebersihan Biji Kopi yang Selalu Kami Utamakan.
Kopi Robusta Palembang | Kopi Daong

Rp. 35.000/ 250gr

Jl. Setu Indah No. 116  Kelapa Dua Cimanggis, Depok
More Info: https://bit.ly/2xetYuP
https://www.facebook.com/Kopirobustaplg

Sejarah Kopi di Indonesia
Banyak orang menduga kopi ialah komoditi pribumi Indonesia, sebenarnya kopi bukan tumbuhan asli Indonesia. Tanaman kopi berasal dari Ethiopia yang lantas disebarkan oleh orang-orang Arab sampai menembus pasar Eropa dan Asia. Kopi masuk ke Indonesia pada ketika masa kolonial Belanda yang menjajah dan melancarkan
Sistem Tanam Paksa.
1. Masuknya Belanda ke Indonesia
Sejarah kopi di Indonesia berawal pada tahun 1696. Pada ketika itu, Belanda atas nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) tiba di Jawa membawa kopi dari Malabar, India. Kopi yang kesatu kali dibawa tersebut adalahjenis arabika.
Belanda berjuang membudidayakan tumbuhan kopi itu di Batavia, namun gagal sebab gempa dan banjir. Mereka tidak menyerah dan menyebabkan kembali bibit-bibit baru. Perkembangan budidaya yang cepat menciptakan Belanda membuka ladang-ladang baru di Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau-pulau lainnya di Hindia Belanda yang ketika ini dikenal sebagai Indonesia.
Pada tahun 1700-an, kopi menjadi komoditas tumpuan VOC. Penjualan biji kopi dari Hindia Belanda (Indonesia) meledak sampai melebihi ekspor dari Mocha, Yaman ke sejumlah negara di Eropa. Belanda juga memonopoli pasar kopi dunia pada masa-masa itu.
Pada ketika itu, di antara pusat buatan kopi dunia terdapat di Pulau Jawa. Secangkir kopi lantas lebih populer dinamakan dengan cup of Java atau secangkir Jawa.

2. Robusta Menggantikan Arabika sebagai Komoditas Utama
Tahun 1876, hama Karat Daun menyerang nyaris seluruh perkebunan kopi di Indonesia. Belanda lantas mendatangkan jenis kopi lain, yakni liberika. Namun, nasibnya sama, berakhir diserang karat daun.
Serangan hama tidak menciptakan Belanda kehilangan akal. Pada tahun 1900, mereka menyebabkan jenis kopi robusta yang lebih gampang perawatannya serta lebih tahan terhadap hama. Produksinya yang paling tinggi menciptakan Indonesia sempat menjadi ladang pengekspor terbesar di dunia.

3. Kebangkitan Perkebunan Kopi Indonesia
Pascakemerdekaan, sesudah pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, laju perkebunan kopi pun tidak banyak terhambat. Namun, berkat kegigihan semua petani dan nasionalisasi perkebunan eks pemerintahan Hindia Belanda, kesudahannya perkebunan kopi lambat laun mulai bangkit dan berkembang.
Setidaknya terdapat satu novel karya Douwes Dekker berjudul Max Havelaar yang menolong mengganti opini masyarakat mengenai Sistem Tanam Paksa. Novel itu berkisah mengenai seorang saudagar kopi dan sekaligus kritik terhadap kesewenang-wenangan pemerintahan Hindia Belanda terhadap rakyat. Oleh sebab peran novel itu, maka ada di antara produk coffee blend dari Indonesia yang memakai kata Havelaar sebagai nama produknya.
Tahun 2000-an, kopi Indonesia pulang melejit. Indonesia masuk dalam negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia sesudah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Keanekaragaman cita rasa kopi yang tumbuh di sekian banyak  daerah di Indonesia dinyatakan oleh mancanegara.

Komentar

Postingan Populer